BANDARLAMPUNG, (Akuratnews.pro) – Sejarah baru terukir di birokrasi Provinsi Lampung. Marindo Kurniawan resmi dilantik sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Lampung, memecahkan rekor sebagai pejabat tertinggi Aparatur Sipil Negara (ASN) termuda sepanjang sejarah provinsi ini. Di usia 44 tahun, pelantikannya oleh Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, pada Jumat, 20 Juni 2025, bukan hanya menandai regenerasi kepemimpinan, tetapi juga menyiratkan sebuah pesan kuat tentang kebutuhan akan kecepatan dan inovasi dalam roda pemerintahan.
Suasana di Balai Keratun, kompleks Kantor Pemerintah Provinsi Lampung, terasa khidmat saat Gubernur Rahmat Mirzani Djausal secara resmi mengambil sumpah jabatan Marindo Kurniawan. Pelantikan ini mengakhiri masa penantian dan spekulasi mengenai siapa yang akan menduduki posisi strategis sebagai “panglima ASN” di Bumi Ruwa Jurai.
Penunjukan Marindo, yang sebelumnya dikenal memiliki rekam jejak yang cemerlang di beberapa pos birokrasi, dianggap sebagai sebuah gebrakan. Gubernur Rahmat Mirzani Djausal dalam sambutannya menitipkan harapan besar di pundak Sekda termudanya. “Pelantikan ini bukan sekadar seremonial pergantian pejabat. Ini adalah momentum untuk mengakselerasi seluruh program pembangunan yang telah kita canangkan,” tegas Gubernur.
“Saya butuh energi baru, pemikiran inovatif, dan seorang eksekutor andal yang mampu menerjemahkan visi pimpinan menjadi aksi nyata di lapangan. Saya melihat kapasitas itu ada pada Saudara Marindo.” Menjadi sorotan utama karena usianya yang masih sangat muda untuk jabatan sekelas Sekda, Marindo Kurniawan menanggapi hal tersebut dengan lugas dan penuh percaya diri. Baginya, usia hanyalah angka yang tidak serta-merta merefleksikan kapabilitas seseorang.
“Saya pikir kalau masalah muda itu kan masalah umur, tapi pada prinsipnya kita harus punya pengalaman dan visi yang kuat ke depan bagaimana melakukan pembangunan demokrasi di Lampung,” ujar Marindo sesaat setelah pelantikan.
Ia menegaskan bahwa kematangan seorang pemimpin tidak diukur dari usia, melainkan dari kedalaman pengalaman, integritas, serta visi yang dibawa untuk kemajuan daerah. Pernyataannya ini seolah menjadi jawaban atas keraguan sekaligus penegasan bahwa ia siap mengemban amanah besar tersebut.
Tantangan Birokrasi dan Janji Kesejahteraan Sebagai Sekda, Marindo kini menghadapi tantangan monumental. Ia bertanggung jawab untuk mengorkestrasi ribuan ASN di lingkungan Pemprov Lampung, memastikan efisiensi dan efektivitas anggaran, serta menjaga netralitas birokrasi.
Menyadari beratnya tugas tersebut, Marindo telah memetakan prioritas utamanya. Ia tidak hanya berbicara dalam tataran konseptual, tetapi juga menyentuh kebutuhan mendasar masyarakat. “Tekad saya adalah membawa Lampung menjadi daerah yang aman dan sejahtera. Ini adalah tujuan utamanya,” ungkapnya.
Lebih jauh, ia berambisi untuk merombak citra Lampung di kancah nasional. Ia ingin menghapus stigma-stigma negatif yang mungkin pernah melekat dan menggantinya dengan citra baru yang lebih positif. “Lampung harus dikenal sebagai daerah yang ramah, daerah yang menyenangkan untuk dikunjungi dan untuk berinvestasi. Ini akan menjadi kerja kolektif yang akan kita dorong bersama,” tambahnya.
Penunjukan Marindo Kurniawan dapat dianalisis sebagai langkah strategis Gubernur Rahmat Mirzani Djausal untuk mendobrak tradisi dan mempercepat ritme kerja birokrasi. Di era yang menuntut kecepatan adaptasi digital dan inovasi pelayanan publik, kehadiran pemimpin birokrasi dari generasi yang lebih muda dipandang sebagai sebuah kebutuhan.
Langkah ini adalah pertaruhan pada energi, kreativitas, dan keberanian untuk keluar dari zona nyaman birokrasi konvensional. Keberhasilan Marindo tidak hanya akan menjadi pencapaian pribadinya, tetapi juga akan menjadi preseden penting bagi regenerasi kepemimpinan di seluruh level pemerintahan di Lampung. Publik kini menantikan gebarakan nyata dari ‘panglima ASN’ termuda ini.
Kemampuannya dalam mengkonsolidasikan kekuatan internal birokrasi dan menerjemahkan visi Gubernur akan menjadi tolok ukur utama keberhasilannya dalam beberapa tahun ke depan. Sejarah telah ia ukir, kini saatnya membuktikan bahwa usia muda adalah kekuatan, bukan halangan.
[Rivan/Times Akurat News]