Aryan Saruhian Pimpin Dapur Perencanaan Lamsel, Siapkan Peta Jalan Baru Pasca Pembangunan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar
Gagas Kajian Mendalam Dampak Tol, Bappeda Lamsel di Bawah Komando Aryan Saruhian Jemput Bola Peluang Ekonomi Baru
KALIANDA, LAMPUNG SELATAN – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lampung Selatan, di bawah komando Ir. Aryan Saruhian, S.P., M.E., mengambil langkah proaktif untuk memetakan ulang masa depan ekonomi dan wilayah daerah. Melalui sebuah diskusi dan wawancara mendalam yang digelar di Aula Bappeda, Bappeda secara serius mengkaji dampak strategis dari pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Bakauheni-Terbanggi Besar.
Kegiatan yang berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Lampung Selatan serta PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) ini bukan sekadar diskusi rutin, melainkan sebuah upaya untuk merumuskan kebijakan yang adaptif dan visioner, memastikan Lampung Selatan tidak hanya menjadi perlintasan, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Kepala Bappeda Lampung Selatan, Aryan Saruhian, menegaskan bahwa era pembangunan pasca-tol menuntut pemerintah daerah untuk lebih cerdas dan cepat dalam menangkap peluang. Menurutnya, keberadaan JTTS telah mengubah secara fundamental lanskap ekonomi dan sosial, sehingga diperlukan sebuah kajian komprehensif untuk memaksimalkan potensi dan memitigasi risiko.
“Kehadiran jalan tol adalah sebuah game changer. Kita tidak bisa lagi menggunakan cara-cara lama dalam merencanakan pembangunan,” ujar Aryan Saruhian. “Tugas kami di Bappeda adalah menjadi ‘arsitek’ yang memastikan setiap jengkal wilayah di sekitar koridor tol ini tumbuh menjadi kawasan ekonomi yang produktif, berdaya saing, dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Lampung Selatan.”
Diskusi ini, lanjutnya, bertujuan untuk mengidentifikasi potensi-potensi baru, mulai dari sektor pariwisata, industri, agribisnis, hingga pengembangan kawasan hunian yang terintegrasi.
Di bawah kepemimpinan Aryan Saruhian, Bappeda Lamsel menekankan pentingnya kolaborasi. Pelibatan PT. SMI sebagai BUMN yang fokus pada pembiayaan infrastruktur dan BRIDA sebagai pusat inovasi daerah menunjukkan keseriusan untuk menghasilkan sebuah kajian yang tidak hanya akademis, tetapi juga implementatif.
“Perencanaan yang baik membutuhkan data yang akurat dan perspektif yang beragam. Kolaborasi dengan PT. SMI dan BRIDA ini adalah langkah strategis kami untuk mendapatkan gambaran utuh, baik dari sisi kelayakan ekonomi, inovasi, maupun potensi pembiayaannya,” jelas Aryan.
Analis Perencanaan Wilayah, Dr. Susanto, M.T., memberikan apresiasi atas inisiatif ini. “Langkah yang diambil Bappeda Lamsel ini sangat tepat. Banyak daerah yang hanya menjadi penonton setelah tol dibangun. Dengan memimpin langsung kajian dampak seperti ini, Kepala Bappeda menunjukkan kepemimpinan yang proaktif. Ini adalah cara menjemput bola, bukan menunggu bola,” katanya.
Hasil dari kajian ini diharapkan akan menjadi fondasi utama dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Lampung Selatan ke depan, memastikan setiap kebijakan pembangunan yang diambil benar-benar berbasis data dan berorientasi pada kemajuan jangka panjang.(*)