Di Hadapan Ribuan Warga, Tri Umaryani Serukan Budaya Sebagai Kompas di Era Globalisasi
LAMPUNG BARAT – Di tengah riuh rendah perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-34 Kabupaten Lampung Barat, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Dr. Tri Umaryani, M.Si., menyerukan pesan kuat tentang pentingnya budaya sebagai pusaka dan kompas di tengah perubahan zaman. Seruan ini disampaikannya saat menghadiri puncak Festival Budaya Nyambai Bebakhong yang memukau lebih dari 10.000 warga di Lapangan Pekon Kenali, Kecamatan Belalau, pada Minggu, 21 September 2025.
Acara yang digelar sebagai bagian dari rangkaian HUT Lambar ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga peneguhan identitas Lampung Barat sebagai the origin of Lampung. Antusiasme warga yang memadati lokasi sejak pagi menjadi bukti bahwa tradisi leluhur masih berdenyut kuat di sanubari masyarakat.
Tampil mencolok dalam balutan busana adat Lampung berwarna merah, Tri Umaryani, yang merupakan satu-satunya pejabat bergelar doktor di lingkungan Pemkab Lambar, menyampaikan pandangannya secara lugas. Menurutnya, melestarikan budaya bukanlah sikap kolot, melainkan sebuah tindakan progresif untuk merawat identitas bangsa.
“Budaya bukan sekadar ritual lama tanpa makna. Budaya adalah peta navigasi jiwa yang menuntun kita memahami dari mana kita berasal dan ke mana kita harus melangkah,” ujar Tri Umaryani dalam sambutannya.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa budaya memiliki nilai ekonomi strategis yang mampu menyejahterakan masyarakat. Ia mendorong adanya integrasi antara potensi alam, komoditas unggulan daerah, dengan kekayaan budaya untuk menciptakan sebuah mozaik masa depan yang khas bagi Lampung Barat.
“Budaya bukan hanya kearifan lokal, tapi juga aset ekonomi. Jika dikelola dengan baik, ini bisa menjadi daya tarik wisata baru dan mendorong sektor ekonomi kreatif, mulai dari kuliner hingga kerajinan tangan,” paparnya.
Tri Umaryani memberikan pesan khusus kepada generasi milenial dan Gen Z yang hadir. Ia mengajak anak-anak muda untuk tidak tercabut dari akar budayanya sendiri di tengah derasnya arus informasi dan teknologi digital.
“Kalian adalah penjaga api tradisi. Kalau kalian tidak peduli, siapa lagi? Teknologi boleh maju, tetapi jangan sampai memutus kita dari budaya. Justru kalian harus bisa menggabungkan keduanya,” pesannya dengan penuh penekanan.
Festival Budaya Nyambai Bebakhong yang disemarakkan dengan atraksi Tari Nyambai massal dan Festival Sekura ini dinilai memiliki potensi besar. Festival Sekura sendiri sebelumnya telah berhasil masuk dalam kalender Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariakerajinan dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), sebuah bukti pengakuan di tingkat nasional.
Tri Umaryani berharap, festival ini dapat terus berlanjut dan dikemas lebih profesional untuk menjadi agenda tahunan yang tidak hanya memperkuat identitas lokal tetapi juga mampu menjadi magnet wisata budaya berskala internasional.
Perayaan ini menjadi simbol kebersamaan dan peneguhan bahwa dengan dukungan pemerintah, partisipasi aktif masyarakat, dan semangat generasi muda, warisan nenek moyang di Lampung Barat akan terus lestari dan relevan, tak lekang oleh zaman.(*)