Disbunnak Tanggamus Berdayakan Petani Wanita Ulubelu Melalui Pelatihan Manajemen Usaha
ULUBELU, TANGGAMUS – Para wanita yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) di Pekon Ngarip, Kecamatan Ulubelu, menunjukkan semangat baru untuk naik kelas. Hal ini menyusul berakhirnya program “Pelatihan Pengelolaan Usaha Agribisnis” yang diselenggarakan oleh Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Tanggamus, yang ditutup secara resmi pada hari Jumat (26/9/2025).
Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini dirancang khusus untuk membekali para petani wanita dengan keterampilan manajemen modern, dengan tujuan mengubah pola pikir dari sekadar produsen menjadi wirausahawan agribisnis yang andal.
Selama pelatihan, sekitar 30 anggota KWT setempat tidak hanya belajar teori, tetapi juga terlibat dalam praktik langsung. Materi yang disampaikan oleh para penyuluh dari Disbunnak mencakup beberapa aspek krusial, antara lain:
- Manajemen Keuangan Sederhana: Para peserta diajarkan cara membuat pencatatan pemasukan dan pengeluaran, memisahkan uang usaha dan pribadi, serta menghitung keuntungan.
- Pengolahan Pasca-Panen: Fokus utama diberikan pada peningkatan nilai jual komoditas lokal, terutama kopi. Para wanita ini dilatih teknik pengolahan biji kopi menjadi produk siap saji seperti kopi bubuk berkualitas.
- Pengemasan dan Branding: Peserta mendapatkan wawasan tentang pentingnya kemasan yang menarik dan higienis untuk meningkatkan daya saing produk di pasaran.
- Strategi Pemasaran: Pelatihan mencakup cara-cara memasarkan produk secara efektif, baik melalui pasar lokal maupun memanfaatkan platform digital sederhana seperti WhatsApp dan media sosial.
Kepala Disbunnak Kabupaten Tanggamus, dalam sambutan penutupnya, menyatakan bahwa program ini adalah wujud komitmen pemerintah daerah untuk memberdayakan perempuan di sektor pertanian.
“Ulubelu adalah lumbung komoditas perkebunan, khususnya kopi. Namun, potensi ini tidak akan maksimal jika petani kita hanya menjual bahan mentah. Melalui pelatihan ini, kami ingin mendorong para ibu di KWT Pekon Ngarip untuk menjadi motor penggerak ekonomi keluarga dengan menciptakan produk olahan mereka sendiri,” jelasnya.
Ibu Rohimah, Ketua KWT Pekon Ngarip, mengungkapkan rasa syukurnya. “Selama ini kami hanya tahu menanam dan menjual biji kopi gelondongan. Setelah ikut pelatihan ini, wawasan kami terbuka. Kami sekarang lebih percaya diri untuk mencoba membuat bubuk kopi dengan merek kami sendiri. Ilmu pencatatan keuangan juga sangat membantu agar usaha kami tidak merugi,” tuturnya dengan antusias.
Disbunnak berkomitmen untuk tidak berhenti pada pelatihan saja, tetapi akan melanjutkan dengan program pendampingan untuk memastikan ilmu yang didapat benar-benar diterapkan. Diharapkan, langkah kecil di Pekon Ngarip ini dapat menjadi inspirasi bagi kelompok tani wanita lainnya di seluruh Kabupaten Tanggamus.(*)