Membangun ‘Benteng’ Lampung Masa Depan: Inilah Peta Jalan Tersembunyi di Balik Pekan Maraton Sekda Marindo Kurniawa
BANDAR LAMPUNG – Jauh dari sorotan lampu seremonial, di dalam ruang-ruang kerja yang dingin namun penuh gagasan, fondasi masa depan Provinsi Lampung sedang ditempa. Pekan lalu, publik mungkin hanya melihat puncaknya: kesiapan Lampung dalam peluncuran Koperasi Merah Putih berskala nasional. Namun, jika kita menarik garis dari setiap rapat yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Marindo Kurniawan, akan terlihat sebuah peta jalan yang tersembunyi—sebuah strategi besar untuk membangun ‘Benteng Lampung’ yang tangguh dari segala sisi.
Ini bukan sekadar agenda kerja mingguan seorang birokrat. Ini adalah orkestrasi pembangunan yang bergerak serentak di tiga pilar krusial: penguatan mesin birokrasi, penjaminan ketahanan dasar rakyat, dan akselerasi ekonomi dari akar rumput.
Sebelum membangun keluar, Marindo memastikan fondasi di dalam kokoh. Rapat maratonnya pada Jumat (18/7) dan Sabtu (19/7) fokus pada jantung pemerintahan: SAKIP dan LPPD. Targetnya bukan lagi sekadar formalitas pelaporan, melainkan sebuah lompatan kualitas. Menaikkan predikat SAKIP dari “B” menjadi “BB” adalah pesan tegas: era kerja biasa-biasa saja sudah berakhir.
“Pemerintahan yang hebat tidak diukur dari megahnya program, tapi dari akuntabilitasnya. Setiap rupiah harus bisa dipertanggungjawabkan dampaknya,” begitu esensi arahan Marindo. Ia sedang membangun sebuah mesin birokrasi yang cepat, presisi, dan anti-rapuh, yang siap mengeksekusi program pembangunan paling ambisius sekalipun tanpa risiko kebocoran.
Dengan mesin yang mulai dipoles, pilar kedua ditegakkan: ketahanan dasar. Pada Selasa (15/7), Marindo tidak hanya berbicara tentang swasembada pangan; ia mengumpulkan para “komandan lapangan”—Brigade Pangan dari empat kabupaten lumbung padi—untuk memastikan target produksi tercapai. Ini adalah langkah proaktif menjamin “perut rakyat” tetap aman.
Hanya dua hari berselang, Kamis (17/7), fokus beralih ke rasa aman dari ancaman alam. Rapat mitigasi dan kesiapsiagaan bencana digelar. Logikanya sederhana namun kuat: pembangunan ekonomi akan sia-sia jika satu bencana bisa meluluhlantakkannya dalam sekejap. Marindo memastikan bahwa jaring pengaman sosial dan fisik Lampung terpasang dengan kuat.
Ketika mesin birokrasi sudah akuntabel dan kebutuhan dasar rakyat mulai terjamin, barulah pilar ketiga, akselerasi ekonomi, bisa dipancangkan dengan kokoh. Keterlibatan penuh Pemprov dalam peluncuran Koperasi Merah Putih hari ini (21/7) adalah manifestasi dari strategi tersebut.
Ini bukan lagi sekadar bantuan, melainkan penciptaan ekosistem. Koperasi modern ini dirancang sebagai “lokomotif” ekonomi di tingkat desa, yang ditarik oleh mesin birokrasi yang efisien dan didukung oleh stabilitas pangan serta keamanan. Peluncuran yang dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo di Kalianda menjadi validasi nasional atas keseriusan dan kesiapan Lampung.
Sekda Provinsi Lampung, Marindo Kurniawan tidak hanya bekerja. Ia sedang merangkai masa depan Lampung, satu pilar pada satu waktu.(*)